Ikuti @fauzinesia

PERANAN PONDOK PESANTREN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Enonk 1 6/27/2012


Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Di lembaga inilah diajarkan dan didikakan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri. Pada tahap awal pendidikan di pesantren tertuju semata-mata mengajarkan ilmu-ilmu saja lewat kitab-kitab klasik atau kitab kuning.
Ciri yang paling menonjol pada pesantren adalah pendidikan dan penenman nilai-nilai agama kepada para santri lewat kitab-kitab klasik, selanjutnya setelah masuknya ide-ide pembaruan pemikiran Islam ke Indonesia, turut seta terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Pada mulanya pendidikan pesantren berorentasi kepada pemdalaman ilmu agama semata-mata.
A. PENGERTIAN, CIRI-CIRI, DAN UNSUR PESANTREN
Pengertian pesantren berasal dari kata santri, dangan awalan pe-dan akhiran-an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja juga menjelaskan pesantren berasal dari katasantri yaitu seseorang yang belajar agama Islam, sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian.
Sesuai dengan arus dinamika zaman, defenisi serta persepsi terhadap pesantren manjadi berubah pula. Kalau pada tahap awalnya pesantren diberi makna dan pengertian sebagai lembaga pendidikan trasional, tetapi sekarang pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional tidak selamanya benar. Dan pola-pola pesantren yang akan dikemukakakn dalam uraian ini akan terlihat bahwa tidak selamanya pendidikan pesantren saat sekarang ini digolongkan kepada pendidikan tradisional. Namun secara umum perlu diberikan suatu keseragaman pengertian tentang pesantren, yang dapat disebutkan hanyalah unsure-unsur pokoknya saja.
Adapun pola-pola pesantren yang dikemukakan sebagai berikut:
1. Pola yang dimaksud dalam hal ini adalah pesantern yang masih terikat kuat dengan system pendidikan Islam sebelum zaman penbaharuan pendidikan Islam di Indonesia. Cirri-ciri pesantren dalam pola satu tersebut pertama adalah pengakajian kitab-kitab klasik semata-mata. Dan kedua memakai metode sorongan, wetonan, dan hafalan didalam memakai system klasikal. Dan ketiga tidak system klasikal. Dan keempat, tujuan pendidikan untuk meningkatkan moral.
2. Pesantren adalah merupakan pengembangan dari pesantren pola satu.
3. Pesantren adalah yang didalamnya program keilmuan telah diupayakan menyeimbangkan antara ilmu agama dan umum.
4. Pesantren adalah yang mengutamakan pengajaran ilmu-ilmu keterampilan di sampingilmu-ilmu agama sebagai mata pelajaran pokok.
5. Pesantren adalah yang mengasuh beraneka ragam lembaga pendidikan yang tergolong formal dan nonformal.

B. TRADISI PESANTREN
Dalam tradisi pesantren ada beberapa tradisi yang terdapat:
1. Mempersempit Jurang Ketidakadilan
Tradisi pesantren berupaya memperdayakan dan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan di pesantrennya dengan mendirikan berbagai sekolah, madrasah dan perguruan tinggi pada semua jenjang dan jenis dalam lingkungan pesantren. Kecepatannya menambah jumlah pesantren dan fasilitas gedung-gedung bagi murid mencapai lebih dari 4.000 pada tahun 2008.
Ditengah berbagai kesulitan memerangi kemiskinan yang melilit bangsa Indonesia, pesantren muncul sebagai kekuatan tradisi bangsa yang selama 50 tahun tersimpan. Bila pengembangan intelektualitas dan kreatifitas dapat dimaksimalkan dan para pemegang kebijakkan jel melihat peluang, maka dari pedesaan akan muncul sumberdaya yang bisa memperbesar kemampuan dibidang perekonomian , sains dan teknologi serta pertahanan bagi kemajuan bangsa.
Jurang keadilan dan sejahteraan antara masyarakat perkotaan dan perdesaan selama 60 tahun terakhir terus melebar. Lembaga-lembaga pesantren yang memang berada di pedesaan melihat melebarnya ketimpanggan itu setiap hari.
2. Tradisi Pesantren dalam Sejarah Peradaban Indonesia
Peradaban Indonesia mederen yang sedang dibangun oleh bangsa Indonesia sekarang ini merupakan kelanjutan dari peradaban melayu nusantara yang terbangun antara tahun 1400 sampai tahun 1650. Ujung tombak pembangunan peradaban melayu nusantara adalah Tradisi Pesantren.
Dengan melemahnya Majapahit kekuatan politik nusantara berpindah ke Semenanjung Malaka. Penyebaran lembaga-lembaga pesantren meluas ke seluruh wilayah Indonesia sejak berkembangnya Kesultanan Malaka menjadi pusat perkembangan perdagangan Muslm di Asia Tenggara antara 1400 dan 1511. Pendiri Kesultan Malaka adalah Prameswara, menantu Hayam Wuruk yang meninggalkan pusat kerajaan Majapahit ke Malaka, 12 tahun setelah raja besar Majapahit meninggal pada tahun 1389.
C. GAMBARAN PESANTREN MINHAJUS SUNNAH MUNGKID JAWA TENGAH
a. Letak Geografis
Magelang adalah sebuah kota di propinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung di Utara, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali di Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta di Selatan, serta Kabupaten wonosobo dan Kabupaten Purworejo di Barat.
Pondok Pesantren Minhajus Sunnah berada di Kecamatan Mungid, tepatnya di Jalan Raya Magelang,- Yogyakarta Km. 13 Badekan – Pabelan – Mungkid – Magelang. Di Kabupaten Magelang tersebut terdapat 140 Pondok Peantren. Khusus di Kecamatan Mungkid tercatat 6 Pondok Pesantren dengan rincian 5 Pesantren Salaf dan 1 Pesantren Khalaf, dengan jumlah santri 1028 orang dan pengajar dan pengasuh.
b. Latar Belakang Pendirian Pesantren
Pondok Pesantern Minhajus Sunnah, berdiri pada tahun 1998. Pondok Pesantren tersebut berdiri diatas tanah wakaf, sebagai muwafiknya adalah Bapak Iskandar ( Abu Khalid). Awal mula berdirinya Pesantren Minhajus Sunnah, adalah kajian rutin keagamaan di rumah makan “Bu Dayah”, selama satu tahun lebih. Karena animo dari masyarakat sangat bagus, maka di butuhkan suatu pendidikan. Oleh karena itu didirikan Pesantren Minhajus Sunnah pada awal 1998.
Ada dua hal yang melatar belakangi berdirinya Pesantren Minhajus Sunnah. Pertama, untuk mengembangkan dan menyebarluaskan Agama Islam. Dan yang kedua, berusaha mengubah masyarakat dari kemaksiatan menuju jalan kebenaran yang sesuai dengan syariat Islam dan sekaligus menghidupkan paham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Pesantren Minhajus Sunnah pada dasarnya berbeda dengan pesantren pada umumnya yaitu sitem tradisional. System yang diterapkan Layamah, yaitu ada ustadz, ada pelajaran. Siapapun boleh belajar (nyantri) kapan saja, tanpa dibatasi tahundan ajaran baru. Sehingga banyak santri dating dari berbagai daerah mulai dari Aceh sampai Irian Jaya.
c. Perkembangan Pesantren
Pada masa awal berdirinya Pesantren Minhajus Sunnah adalah masa pembibitan sebagai wadah pembentukkan pendidikan Pesantren. Pemimpin pertama terddiri dari tiga orang yaitu Abu Muhammad Jamhari, Abu Umar dan Abu Khalid, beliau bertiga merupakan figure dalam perkembangan pesantren selanjutnya.
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin kompleks, dan al-qur’an mulai ditinggalkan oleh generasi muda, pada tahun 2000 Pesantren Minhajus Sunnah mendirikan Madrasah Tahfidzul Qur’an khusus untuk anak-anak mulai usia 4-12 tahun yang diketuai oleh Ustadz Abu Hamzah Kaswa. Sampai sekarang madrasah ini telah berhasil mengtahfidzkan al-Qur’an sebanyak 7 santri. Kebanyakkan dari alumni MTQ ini, melanjutkan ke Pondok Pesantren lain untk pendalaman.
Materi pelajaran di Madrasah ini selain menghafal al-Qur’an juga ada pelajaran Diniyah: Akidah, Akhlak, Ibadah, Fiqih dan Sirah. Disamping itu juga diberi pelajaran umum juga meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS.
d. Kepemimpinan Pesantren
Pesantren Minhajus Sunnah secara keseluruhan berada dibawah naungan Yayasan Pondok yang diketuai oleh Abu Abdillah Muhammad al-Makassari. Adapun pembagiannya adalah pengurus harian yang membidangi non-pendidikan, yaitu logistic, sarana dan prasarana, bendaraha, sekretaris dan koperasi. Sedangkan bidang pendidikan langsungd alam kendali para ustadz dan stafnya yaitu para santi senior dan pengajar Tahfidz al-Qur’an.
Adapun struktur organisasi Pesantren terdiri dari pengasuh/Pembimbing, yang membawahi secara langsung pengurus harian, baik bidang non-pendidikan maupun bidang pendidikan. Pengurus harian ini bertugas untuk melaksanakan kebijakkan yang telah digariskan oleh masing-masing pengelola pesantren.
Personalia kepengurusan dipilih melalui rapat oleh pengasuh, pengurus harian, para ustadz dan wakil santri, untuk kemudian diminta persetujuan dari Pengasuh/Pembimbing
e. Corak Keilmuan dan Kurikulum
System yang digunakan dalam mendalami kitab-kitab adalah system sorogan dan bandongan. Yang mengajar system sorogan adalah ustadz yeng telah teruji keilmuannya. Mereka alumni Ma’had dari Yaman dan Madinah. Sedangkan materi kitab yang dikaji dalam system sorogan adalah sesuai persetujuan pengurus Pondok, ustadz dan para staf.
f. Fasilitas Pesantren
Fasilitas yang dimiliki Pesantren Minhajus Sunnah adalah sebuah bangunan Mesjid, dua gedung asrama santri. Gedung pertama ditempati santri tahfidz Qur’an, sekaligus sebagai tempat tinggal. Sedangkan gedung kedua ditempati santri dewasa, terdiri dari dua lantai. Di lantai dua terdapat perpustakaan dengan koleksi buku-buku berbahasa Arab, disamping koleksi kaset CD MP3 daurah di berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan para staf tinggal di sekitar Komplek Pesantren itu juga.

PENUTUP
SIMPULAN
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Di lembaga inilah diajarkan dan didikakan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri. Pada tahap awal pendidikan di pesantren tertuju semata-mata mengajarkan ilmu-ilmu saja lewat kitab-kitab klasik atau kitab kuning
Pengertian pesantren berasal dari kata santri, dangan awalan pe-dan akhiran-an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja juga menjelaskan pesantren berasal dari katasantri yaitu seseorang yang belajar agama Islam, sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian.

DAFTAR PUSTAKA
Daulay Haidir Putra, pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, 2006 Jakarta: Kencana.
Dhofier Zamakhsyari, Tradisi Pesantren Memadu Modernitas untuk Kemajuan Bangsa, 2009 Yogyakarta: Nawesea Press.
Muin M. Faiqoh Wakhid Khozin Husen Hasan Basri,Pendidikan Pesantren dan Potensi Radikalisme, 2007 Jakarta: CV. Prasasti.

ARTIKEL TERKAIT:

1 Ninggal jejak

mantab broooo.... berbagi aj yaa
http://elbaruqy.blogspot.com

Post a Comment

Mari kasih komentar, kritik, dan saran. Jangan lupa juga isi buku tamunya. :D

NB: No Porn, No Sara', No women, No cry

Cari disini

Cerita² Enonk

#Pengunjung

Instagram